ARB COFFEE: Kenikmatan Cita Rasa Kopi Aceh
18.21Apa jadinya jika mengunjungi daerah tempat lumbung kopi Asia tanpa mencicipi langsung kopinya? Sudah pasti hampa.
Oleh karena itu saat mendapat kesempatan menjelajah Takengon Aceh Tengah, saya tentu penasaran dengan pengalaman minum kopi langsung di coffee shop di sana. Bermain ke kebun kopi adalah tujuan utama. Melihat panen raya dan cherry kopi bergelantungan merah merona di kebun kopi adalah kebahagiaan yang tak ada duanya. Namun, rasa penasaran untuk nongkrong di kedai kopi di Takengon ternyata tak kalah besarnya. Meskipun jujur, saya tidak mau berekspektasi terlalu besar tentang coffee shop di sini. “Paling-paling hanya coffee shop tradisional yang menyajikan kopi hitam,” celoteh saya dalam hati.
Tapi, celotehan hati saya yang sok tahu ini seketika terpatahkan mentah-mentah saat saya mengunjungi ARB Coffee yang berada di Jalan Lebe Kader Reje Bukit. Saya menemukan kedai kopi ini dari seorang follower dari Twitter yang merekomendasikan coffee shop ini. Jadilah saya dan teman-teman dengan modal tanya sana-sini plus GPS mencari dengan percaya diri. Karena keterbatasan waktu di Takengon, saya harus datang ke tempat ini pagi-pagi dan alhasil ARB Coffee belum buka pada saat kami sampai ke sana.
Jangan sedih dulu, karena Erwin sang pemilik coffee shop bersedia buka lebih pagi karena kami datang dari jauh. Asiknya lagi kedai kopi yang baru direnovasi menjadi lebih luas ini menyediakan menu minuman kopi modern tak sekedar kopi tradisional saja. Saya melongok ke coffee bar-nya dan di sana terpampang espresso machine Orchestrale Nota yang menjadi jagoan coffee shop ini. Tak hanya itu ada juga beragam alat kopi manual brewing methods yang berjejer rapi di sana. Wah, ternyata ARB Coffee ini mengikuti perkembangan dunia kopi dengan sangat baik. Ekspektasi saya yang tak terlalu tinggi tentang coffee shop di Takengon ternyata dipuaskan oleh lengkapnya segala alat-alat kopi modern yang menjadi penunjang serunya kegiatan ngopi di sini.
Karena masih pagi tentu saya sangat menginginkan kafein dan makanan kecil untuk sarapan. Secangkir kopi Gayo dihidangkan dan harumnya mengepul ke seluruh ruangan yang isinya hanya saya dan teman-teman saya. Erwin mengatakan kalau kopi yang mereka gunakan adalah kopi dari perkebunan mereka sendiri dan diproses secara sangat baik. Pantas rasa kopinya nikmat sekali. Selain kopi, ARB Coffee juga menyediakan makanan seperti nasi goreng, aneka olahan mie dan ada juga pancake durian yang pas diminum dengan secangkir kopi Gayo.
Jika kamu main ke Takengon, jangan lupa menyempatkan diri untuk ngopi di ARB Coffee. ARB Coffee sendiri adalah singkatan dari Asli Reje Bukit, bukan nama politikus itu ya. He-he-he. Saat malam hari ARB Coffee lebih ramai. Banyak anak muda Takengon yang nongkrong sambil bersantai. Perkembangan dunia kopi ternyata merambat ke Takengon juga. Takengon tak hanya menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Asia tetapi kini masyarakatnya juga telah paham bagaimana menikmati kopi enak.
Terbukti dari banyaknya orang yang datang ke ARB Coffee dan mencoba menikmati kopi dari berbagai metode. Mulai dari kopi yang dihasikan mesin espresso maupun yang dihasilkan dari manual brewing method. Mereka mulai paham bahwa kopi tak sekedar hitam dan pekat tapi lebih kaya dari itu. ARB Coffee adalah salah satu pelopor kedai kopi di Takengon yang mengajarkan cara menikmati kopi dari beragam cara. Seperti tagline-nya, ARB Coffee benar-benar mengusung kehangatan cita rasa kopi Gayo. Saya telah membuktikannya.
majalah.ottencoffee.co.id